Selasa, 20 November 2007



SIDANG PENDAPAT UMUM
Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria SH MH memimpin sidang pendapat umum fraksi-fraksi terhadap Rancanagan Anggaran dan Pendapatan Daerah (RAPBD) Kabupaten Pontianak tahun 2008. Duduk di samping Rahmad adalah Bupati Pontianak Drs H Agus Salim MM. Kabupaten Pontianak pada tahun 2007 adalah daerah yang tercepat mengesahkan APBD. FOTO: Johan Wahyudi/Borneo Tribune.

Percepat Plt Bupati Kubu Raya

Oleh: Stefanus Akim
Borneo Tribune, Sungai Raya


Hiruk-pikuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat hampir selesai. Di sisi lain masih banyak persoalan pemerintahan yang menunggu untuk diselesaikan oleh pemerintah provinsi, salah satunya penjabat Pelaksana Tugas Bupati Kubu Raya yang hingga kini belum ditetapkan.

Sugeng Isriyadi SH, salah seorang tokoh masyarakat dari Kecamatan Terentang Kubu Raya, menyarankan agar gubernur H Usman Ja’far segera mengusulkan ke pemerintah pusat untuk menetapkan Plt Bupati. “Gubernur harus segera menyusul usulan beberapa nama yang sudah diajukan ke Depdagri. Jangan ditunda, sebab jika berlarut-larut banyak persoalan yang nantinya menumpuk,” kata Sugeng yang juga anggota DPRD Kabupaten Pontianak.

Sementara Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Pontianak, Mustafa MS S.Ag, mengatakan, jika Plt sudah ditetapkan maka bisa segera menyiapkan nomen klatur pemerintahan. Termasuk menyiapkan perangkat Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyambut pemilihan bupati dan wakil bupati tahun 2008.

Di sisi lain partai politik juga bisa segera mempersiapkan pengganti antar waktu (PAW) kader partai yang memiliki hak. ”Penetapan Plt ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat Kubu Raya,” ujar salah seorang presidium Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Pontianak ini.

Di kesempatan yang sama Ketua DPRD Kabupaten Pontianak H Rahmad Satria SH MH, mengungkapkan, saat ini bola panas tersebut berada di tangan gubernur. Eksekutif, legislatif dan masyarakat di Kabupaten Pontianak sudah mengawal dan mengantarkannya. Kini tinggal menunggu tindakan proaktif dari gubernur dan jajarannya.

Salah seorang tokoh masyarakat asal Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang H. Soetedjo BA yang juga Koordinator Daerah DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak melihat, penetapan Plt secepat mungkin penting untuk sebuah daerah baru. Sebab, banyak yang harus dibuat. Bukan hanya perangkat struktur organisasi pemerintahan daerah (SOPD) namun segala struktur yang terkait dengan pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan.□

Senin, 19 November 2007

Politisi yang Akrab dengan Dunia Virtual

Oleh: Stefanus Akim
Borneo Tribune, Mempawah

Tangan kanan Rahmad Satria dengan cekatan memainkan mouse dari sebuah komputer jinjing pribadi miliknya. Sementara Wajahnya tak berpaling dari laptop mungil ukuran 8 inch. Rupanya ia sedang login di sebuah situs berita terbitan ibu kota.

”Saya sedang mencari beberapa undang-undang, peraturan pemerintah dan instruksi presiden terkait investasi dan tata ruang,” kata Rahmad kepada saya di sebuah cafĂ© di bilangan GOR Pangsuma Pontianak.

Politisi Partai Golkar Kabupaten Pontianak yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini mengaku sejak lama menekuni dunia virtual. Jika sudah berselancar ke dunia maya maka ia bisa berjam-jam di depan komputer.

Alasan Rahmad sederhana, semua informasi tersedia di internet. Mulai dari undang-undang, persoalan politik, news dan yang lagi trend saat ini citizen journalism (jurnalisme warga negara). Tak seperti pejabat yang biasanya meminta orang lain mengurus situs pribadinya, Rahmad mengelola sendiri. Kecuali jika ada bahasa-bahasa Hyper Text Markup Language (HTML) yang sulit atau vitur-vitur yang agak sulit. Jika kesulitan ia meminta tolong beberapa temannya. ”Ini lah untungnya punya banyak teman,” ia berujar.

Rahmad memiliki blog pribadi di http://rahmadsatria.blogspot.com. September lalu ia meluncurkan blognya dan menjadi media tempat ia mengumpulkan opini, komentar atau artikel baik yang sudah dipubikasikan di media maupun koleksi pribadi. Sejak diluncurkan banyak sekali aspirasi yang masuk, mulai persoalan APBD hingga usulan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pontianak. Termasuk usulan dari beberapa kalangan yang menginginkan ia maju mencalonkan diri sebagai Bupati Pontianak.

”Saya merasakan banyak manfaat dengan membuat situs pribadi ini. mulai dari bahan bacaan yang tersedia gratis hingga aspirasi masyarakat. Awalnya coba-coba ikut membuat bblog, sebab sekarang banyak orang membuat situs pribadi. Dari orang biasa hingga politisi, dari mahasiswa hingga menteri dan presiden,” lanjutnya.

Hanya saja Rahmad masih mengeluhkan untuk mengakses internet di Mempawah dan sekitarnya yang masih rada-rada sulit. Jika pun ada harus merogoh kocek agak dalam. ”Tapi demi menambah wawasan saya pikir tak apa lah. Sebab beberapa media nasional seperti, Kompas, Tempo, Gatra dan sebagainya bisa saya akses dengan mudah. Bayangkan berapa besar uang yang harus saya keluarkan jika berlangganan semua media itu. Kalau dengan internet tidak terlalu besar,” papar dia.

Rahmad yakin, di era virtual seperti sekarang ini, siapa yang menguasai teknologi informasi dia lah yang menguasai dunia. Hal tersebut disadari sepenuhnya oleh dia. “Silakan saja kunjungi situs saya. Silakan berikan tanggapan, komentar, bahkan kritik sekalipun. Semuanya demi perbaikan Kabupaten Pontianak dan mengawasi jalannya pemerintahan,” ujarnya serius.□

*Edisi CEtak Borneo Tribune 19 November 2007

Minggu, 11 November 2007



Ziarah
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Rahmad Satria menyempatkan diri mengikuti upacara Hari Pahlawan 10 November 2007 di Taman Makam Pahlawan Mempawah, Kabupaten Pontianak. Sebagai rasa hormatnya kepada para pahlawan, ia turut menaburkan bunga. FOTO: Johan Wahyudi/Borneo Tribune.

Selasa, 06 November 2007

Generasi Muda Harus Menjadi Pelaku Sejarah

Oleh: Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai sejarah dan jasa-jasa para pahlawan. Suatu bangsa akan menjadi kecil dan kerdil jika tidak menghargai jasa-jasa para pejuang yang telah merelakan harta dan jiwanya dalam merebut kemerdekaan ini. Melalui momen Hari Pahlawan, 10 November, nanti, generasi muda dapat menjadi pelaku sejarah bukan penonton.

“Jasa para pahlawan perlu kita hargai selain itu dan termasuk menghargai semua budaya yang ada, termasuk hubungan silaturahmi, rasa persatuan dan kesatuan sehingga tidak terjadi perpecahan di mana telah diperjuangkan para Pahlawan terdahulu dalam merebut Negara Kesatuan Republik Indonesia dari penjajah,” kata H Rahmd Satria SH MH.
Ketua DPRD ini mengatakan, dengan hari pahlawan mari kita tingkatkan kesadaran nasionalisme, mencintai dan menghormati para pejuang sehingga kita tidak dikatakan orang yang lupa sejarah.

Oleh karena itu, generasi muda harus bisa menjadi pelaku sejarah bukan menjadi penonton atau pembaca sejarah. Terpenting menjadi pelaku sejarah dengan membuat catatan emas dengan berprestasi di segala bidang baik olahraga, kesenian, ekonomi dan sosial politik untuk mengisi kemerdekaan ini.

“Kita mengangkat sejarah dengan memberikan prestasi terbaik jangan hanya menjadi penonton, membaca buku tapi tidak ada tindakan yang menunjukkan kita sebagai pelaku sejarah. Dimana seorang pelaku sejarah bisa membuat suatu terobosan yang baru dan yang penting bisa berprestasi di bidang sosial dan ilmiah untuk melanjutkan jasa-jasa para pejuang,” katanya.

Momen pesta demokrasi bagi masyarakat Kalbar saat ini yang juga bertepatan di Hari Pahlawan, maka sebagai generasi muda harus bisa menunjukkan semangat kepahlawanan dengan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan sehingga tidak terjadi perpecahan akibat mendukung salah satu kandidat.

“Dalam Pilkada Gubernur ini bertepatan hari pahlawan ini mari kita tunjukkan semangat kepahlawanan jangan sampai kita terpecah-belah oleh ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab, apalagi hanya memilih satu orang pemimpin Kalbar. Siapapun gubernur terpilih harus kita dukung bersama sepanjang dilakukan sesuai dengan proses demokrasi dan hukum yang berlaku,” katanya.

Selain itu, dia menilai semangat kepahlawanan masyarakat sangat kurang maka dari itu diperlukannya dorong pemerintah untuk memberikan motivasi sehingga jiwa kepahlawanan jangan sampai tenggelam.

“Pemerintah harus bisa mendorong masyarakat untuk mencintai semangat kepahlawanan contohnya dengan memasang bendera merah putih dalam menyambut hari pahlawan sehingga nilai juang, cinta tanah air dan rela berkorban bisa tertanam dalam tubuh masyarakat maka pemerintah harus bisa memotivasi masyarakat yang kadang kala disibukkan oleh aktivitas sehari-hari sehingga semangat jiwa kepahlawanan seakan tenggelam,” ujarnya.□

*Borneo Tribune 5 November 2007