Minggu, 23 Maret 2008

Olahraga Cermin Persatuan dan Kesatuan


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Pontianak


Dunia olahraga buka merupakan hal asing bagi seluruh masyarakat di dunia, berbagai macam event olahraga merupakan memiliki visi dan misi mewujudkan persatuan dan kesatuan, baik antar bangsa maupun perorangan. Maka salah satu cabang olahraga yang sangat merakyat yaitu sepak bola yang tersimpan falsafah hidup kemasyarakatan.

“Olahraga merupakan alat pemersatu, contohnya sepakbola di mana satu tim yang terdiri dari sebelas orang, harus menciptakan strategi dan kerja sama tin yang tangguh. Baik dari pertahanan, pemain tengah dan penyerang untuk menciptakan gol-gol yang indah yang merupakan tugas bersama. Maka hal tersebut juga dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat, pemerintahan, keamanan, ketahanan, ekonomi, politik, pertanian dan lain sebagainya,” kata Ketua Pengda PSSI Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, ditemui saat menghadiri Open Turnamen Persikas Mempawah.

Apalagi sepak bola yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan, di mana para pemain harus bermain dengan Fair Play selama kompetisi berjalan yang bisa menjadi contoh baik dalam pelaksanaan Pilkada Bupati Pontianak, maka selaku bakal calon (Balon) Bupati Pontianak, siap berkompetisi dengan balon-balon lainnya dengan fair.

“Saya siap mencalonkan diri menjadi bakal calon karena merupakan panggilan jiwa untuk membangun Kabupaten Pontianak ke arah yang lebih baik dan siap berkompetisi dengan adil. Karena yang memilih rakyat, maka rakyat yang menentukan kemenangan, dan siapapun yang terpilih di Pilkada harus di dukung, untuk itu kita jangan saling bermusuhan disebabkan yang didukung tidak berhasil menjadi pemenang,” katanya.

Maka dari itu, dia juga berpesan, agar masyarakat menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani, tanpa ada unsur tekanan. Dan pilihlah calon yang memiliki potensi di segala bidang untuk membangun masyarakat yang makmur, bermartabat dan menciptakan masa depan yang baik, bukan hanya mengandalkan ambisi untuk menduduki jabatan. Bahkan dia menilai Kabupaten Pontianak saat ini membutuhkan figure pemimpin muda yang berbakat dan profesional, namun hal tersebut bukan berarti menghilangkan pemimpin tua, tetapi pemimpin tua sangat diperlukan dalam memberi masukan dan saran demi pembangunan.

“Masyarakat tentu sudah bisa menentukan pilihannya masing-masing, mana yang memiliki potensi atau tidak. Begitu juga sepak bola jika pemain hanya mengandalkan ambisi, tanpa memiliki skill dan kerja sama tim yang baik niscaya tim tersebut juga tidak bisa menang,” katanya.■

Sabtu, 15 Maret 2008

Rahmad Satria Tetap Pantau Perkembangan Daerah

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Meskipun masih mengikuti pendidikan Lemhanas di Jakarta, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, tetap tidak meninggalkan informasi-informasi yang berkembang mengenai pemerintahan Kabupaten Pontianak. Terutama hasil pembahasan SOPD dan 12 Raperda Kabupaten Pontianak yang dibahas secara cermat dan teliti pihak eksekutif dan legislatif Kabupaten Pontianak.

“Selain melalui kontak person melalui HP dengan rekan-rekan legislatif yang membahas 12 Raperda dan SOPD Kabupaten Pontianak, saya juga selalu mengikuti perkembangan informasi melalui internet tentang berita-berita di Kalbar, terutama Kabupaten Pontianak,” kata legislator Partai Golkar ini, via handphone, kemarin.

Mengenai banyaknya perubahan nomenklatur APBD 2008, yang menimbulkan pro dan kontrak antara pihak eksekutif dan legislatif itu juga menjadi perhatian serius. Di mana perubahan nomenklaturAPBD oleh Pemerintah Kabupaten Pontianak merupakan suatu tindakan pemalsuan dokumen APBD.

“Seperti masalah perbaikan jalan dan jembatan Parit Bilal sudah ditetapkan dengan dana Rp850 juta. Namun di nomenklatur APBD 2008 dana tersebut tidak ada tentu saja ini harus diklasifikasi mengapa tidak ada. Walaupun dana tersebut ada, dengan alasan disatukan dengan anggaran lainnya, tentunya pihak pemerintah harus menyampaikan ke DPRD Kabupaten Pontianak,” pungkasnya.■

Selasa, 11 Maret 2008

*Open Turnamen Sepak Bola Persikas

32 Club Memperebutkan Piala Bergilir “Rahmad Satria Cup”


PEMBUKAAN
Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, menendang bola bertanda dimulainya Open Turnamen Sepak Bola Persikas merebutkan piala bergilir Rahmad Satria Cup. Foto: Johan Wahyudi/Borneo Tribune.

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Open Turnamen Sepak Bola Persatuan Sepak Bola Kuala Secapah (Persikas) merebutkan piala bergilir Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, dimulai Minggu (9/3), kemarin di Lapangan Persikas, Kecamatan Mempawah Hilir, dengan diikuti 32 klub Se-Kabupaten Pontianak.

Di mana Rahmad Satria, yang membuka langsung pertandingan dengan menendang bola pertama tanda dimulainya pertandingan antara Mnetos Kuala Secapah Vs Klub Kelurahan Tengah, Mempawah Hilir. Open turnamen ini memiliki nilai untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan sportivitas, kedisiplinan yang tinggi, sehingga adanya rasa persaudaraan bagi pemuda, khususnya di Desa Kuala Secapah, Kecamatan Mempawah Hilir, selain itu juga mencari bibit-bibit andal pesepak bola Kabupaten Pontianak.


“Melalui open tournament ini, kita berharap muncul pemain-pemain sepak bola berbakat Kabupaten Pontianak, sehingga persepakbolaan Kabupaten Pontianak terus maju dan berkembang,” kata Rahmad, yang juga selaku Ketua PSSI Kabupaten Pontianak.

Sebagai bentuk dukungan dalam menyukseskan turnamen tersebut, Legislator Partai Golkar tersebut, telah menyediakan hadiah dan bonus bagi setiap klub dan pemain. Sehingga para pemain dan pengurus klub, bisa bermain dalam arti tetap meningkatkan dan menjaga sportivitas. Selain itu, melalui olahraga banyak tindakan-tindakan negatif dapat terhindar seperti minum-minuman, keras, bahkan menggunakan narkoba atau obat-obatan terlarang

“Persikas sebagai tuan rumah dan melakukan open turnamen Persikas ini tentu akan menjaga keamanan, Persikas juga merupakan klub yang sering menjuarai open-open turnamen yang dilaksanakan di Kabupaten Pontianak, maka saat Persikas melaksanakan open ini, saya selaku Ketua PSSI Kabupaten Pontianak sangat mendukung sekali. Dan dari lapangan ini kita juga berharap bersama kinerja dan kesatuan dan persatuan bagi masyarakat di Kabupaten Pontianak bisa terwujud,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia, Jumiadi, dikonfirmasi open turnamen tersebut, akan menggunakan sistem setengah kompetisi, di mana untuk juara pertama memperoleh piala bergilir dan tetap, serta uang pembinaan Rp2 juta, juara dua memperoleh piala tetap dan uang Rp1,5 juta, juara ketiga meraih piala tetap dan uang pembinaan Rp1 juta, sedangkan juara empat meraih piala tetap dan uang pembinaan Rp500 ribu.

“32 klub yang mengikuti kompetisi ini, akan menggunakan sistem setengah kompetisi, dengan dibagi beberapa grub, sehingga satu tim bisa bermain sampai tiga kali dan diperkirakan turnamen ini berakhir sebulan lamanya. Dan untuk uang pembinaan kemungkinan bisa bertambah jika ada donator atau sponsor yang siap memberikan uang pembinaan bagi para juara,” katanya.■

Minggu, 09 Maret 2008

Lemhanas ’Darah Segar’ Dalam Bertugas

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Mengingat penduduk Indonesia yang heterogen dan multietnis. Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, menilai pendidikan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) yang diikutinya di Jakarta, dari 3 Maret- 8 April, memiliki arti penting dalam menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara dan khususnya di Kabupaten Pontianak.

“Keberagaman yang kita miliki tentunya butuh kebersamaan, maka melalui Lemhanas kita wujudkan kebersamaan agar bangsa Indonesia yang besar ini tidak terpecah belah baik pengaruh dari dalam maupun dari luar,” katanya.

Dan pendidikan Lemhanas sendiri sangat, di nilai sangat membantu kinerjanya sebagai wakil rakyat dalam memberikan masukan berarti dalam melaksanakan tugas kedewannya untuk mewujudkan Kabupaten Pontianak yang maju dalam menciptakan persatuan dan kesatuan, serta menjaga ketertiban dan keamanan bangsa dan negara.

“Apalagi materi di Lemhanas banyak memberikan pendalaman dan pengalaman tentang kepemimpinan. Serta meliputi masalah aktual yang sering terjadi di masyarakat saat ini, seperti pendidikan, kesehatan dan kehidupan perekonomian masyarakat, Untuk itu Lemhanas sangat penting sekali bagi saya,” akunya.

Selaku Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, selama satu bulan mengikuti Lemhanas, dia akan tetap menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, sehingga segala program legislatif dapat berjalan dengan baik.

“Walaupun selama sebulan mengikuti Lemhanas, komunikasi dengan teman-teman di dewan tetap berjalan terus. Sehingga program yang telah direncanakan tetap berjalan dan kalau ada waktu. Setiap Sabtu atau Minggu saya akan pulang untuk memantau dan mengetahui kondisi di DPRD dan Kabupaten Pontianak,” katanya.


Pendidikan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) bagi kepala daerah sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya. Karena apa pun namanya, pelatihan ini penting agar berbagai persoalan soliditas birokrasi bisa dikelola dengan baik terutama untuk menjaga ketertiban dan keamanan wilayah yang dipimpin. Untuk itu Bupati Pontianak , Drs. H. Agus Salim, MM, dan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, mengikuti pendidikan Lemhanas di Jakarta, dari 3 Maret-8 April.■

Rabu, 05 Maret 2008

Perbaikan Jalan dan Jembatan Parit Bilal Tak Tercantum di APBD

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Anggaran perbaikan jalan dan jembatan Parit Bilal, Desa Jungkat sudah masuk dalam RAPBD. Pun, dalam pembahasan, panitia anggaran eksekutif dan legislatif tak pernah mencoret hingga ketuk palu. Namun dalam dokumen APBD 2008, anggaran sebesar Rp800 juta itu tak tercantum. Ada apa gerangan, sebuah dokumen negara bisa berubah?

Ketua DPRD, H. Rahmad Satria, SH, MH yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, faktanya perbaikan jalan dan jembatan Parit Bilal masuk di RAPBD dan dalam pembahasan RAPBD juga sudah disahkan di APBD. ”Sama sekali tidak ada perubahan, pencoretan dan tidak pernah dihilangkan. Namun di dokumen APBD yang diterbitkan Pemkab, perbaikan jalan tersebut dihilangkan tentu saja kami merasa kecewa terutama masyarakat Parit Bilal merasa sangat dikecewakan sebelum masyarakat datang lebih baik terlebih dahulu saya menyampaikan aspirasi ini,” kata Rahmad yang juga merupakan Dapil Siantan, Senin (3/3).

Menurut mantan advokat ini, jika sebuah RAPBD dan APBD yang telah disahkan DPRD tidak boleh diubah tanpa sepengetahuan dan persetujuan DPRD. Karena perubahan di APBD dalam bentuk apapun, tidak boleh dilakukan perubahan tanpa persetujuan DPRD.

“Pengertian DPRD di sini bukan saya pribadi melainkan kelembagaan dan saya lihat masih banyak beberapa hal yang terjadi perubahan tanpa persetujuan DPRD di dalam dokumen APBD,” kata Rahmad.

Ternyata anggaran yang berkurang atau bertambah setelah penetapan sudah sering sekali terjadi. Dikatakan, para anggota DPRD lainnya, juga melakukan pengecekan disebabkan banyak perubahan di APBD yang disahkan. Bahkan ada angka yang berkurang misalnya di APBD sudah menganggarkan Rp350 juta, kemudian dalam buku dokumen APBD menjadi Rp300 juta berarti hilang Rp50 juta. Rahmad menilai hal ini merupakan kesalahan yang sangat fundamental, kesalahan yang sangat fatal karena merubah sebuah dokumen yang disetujui oleh dewan.

Sementara itu Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM, dikonfirmasi usai mengikuti, rapat gabungan panitia khusus legislatif dan eksekutif mengenai 12 Raperda Kabupaten Pontianak di Gedung DPRD Kabupaten Pontianak, mengatakan, APBD ditetapkan melalui Perda. Jika Perda sudah diketuk palu oleh DPRD, maka peraturan tersebut yang dilaksanakan dan jika di lapangan perlu ada perbaikan dan sebagainya dalam artian APBD tidak dilaksanakan dan harus disesuaikan kembali desainnya dan dimasukkan ke dalam perubahan anggaran.

“Jika sudah ada di APBD tetapi tidak dilaksanakan itu tidak mungkin, karena RAPBD itu dari eksekutif. Kalau jadi APBD rancangan disampaikan oleh eksekutif kemudian dibahas oleh dewan bersama-sama dengan eksekutif dan legislatif jika telah sepakat dibuatlah Perda nya. Sehingga tidak menutup kemungkinan dirancangan ada, tetapi di APBD nya tidak ada atau sebaliknya,” ucap Agus Salim.

Tetapi yang menjadi masalah jika sudah menjadi APBD dengan Perda, maka tidak boleh diubah lagi. Kemungkinan pada menentukan anggaran tersebut dengan dewan dan dari dewan sendiri memandang skala prioritasnya rendah dan ada yang lebih tinggi skala prioritasnya. Dan RAPBD tersebut merupakan rancangan berbentuk konsep yang dibuat oleh eksekutif, yang sifatnya belum final.

“Kemungkinan tidak masuknya di APBD karena pada saat menyusun dengan DPRD, lokasinya tidak ada padahal itu sangat organ, karena proyek tersebut dibangun memiliki dampak positif dan manfaatnya bagi masyarakat sangat besar. Kedua pada waktu kita menyampaikan rancangan tersebut, biasanya kita belum mengetahui pasti dana DAU dan DAK dari pusat, begitu dalam rangka pelaksanaan, terjadi informasi bahwa dana DAK atau DAU itu lebih besar dari pada rancangan. Misalnya kita buat rancangan sebesar Rp1 miliar dari pusat informasi Rp1,5 miliar, berarti ada sekitar Rp500 juta yang belum masuk dalam rancangan, Maka Rp500 juta inilah yang kita masukan lagi dalam pembahasan Perda itu,” pungkasnya.■

Selasa, 04 Maret 2008

*Konser Matta Band Berjalan Sukses

Ribuan Kawula Muda Terhibur

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Konser Matta Band, di GOR Daeng Manambon, Jumat malam (29/2), kemarin, yang didukung Ketua DPRD Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH berlangsung sukses. Konser berjalan aman dan tertib, tanpa ada keributan dan keonaran oleh ulah penonton. Ribuan penonton yang memadati GOR sangat antusias menyaksikan aksi vokalis Matta Band, Sunu, dengan aksi panggungnya yang sangat memukau. Bahkan penonton bukan hanya dari Kota Mempawah dari luar juga berdatangan.

Rahmad Satria, yang hadir di panggung, sebelum konser dimulai, mengimbau kepada penonton terutama kawula muda untuk menjaga ketertiban selama konser berlangsung, karena dia tidak menginginkan konser ini menjadi kenangan buruk dengan adanya perkelahian dan desakan-desakan penonton yang dapat menimbulkan korban jiwa. “Selama konser ini, mari kita bersama-sama menjaga ketertiban dan keamanan agar konser ini berjalan sukses,” katanya.



Konser Matta Band, yang ditutup dengan lagu hitsnya “Ketahuan”, di mana sepanjang aksi selama konser tidak membuat berhenti para penonton untuk berjingrak-jingrak dan mengikuti alunan lagu yang dibawakan vokalis Matta Band.

“Dalam konser ini masalah keamanan tentu saja menjadi prioritas utama, karena kita sering menyaksikan banyak konser-konser musik di Indonesia menelan puluhan jiwa karena berdesak-desakan akibat kelebihan kapasitas yang seharusnya ini tentu saja menjadi antisipasi oleh panitia jangan sampai masalah seperti itu terjadi, dan Alhamdulillah baik dari segi keamanan , maupun ketertiban penonton terkendali dengan baik sehingga tidak terjadi hal yang dikhawatirkan,” kata legislator Partai Golkar ini, dikonfirmasi usai konser yang berjalan sukses tersebut.■

Sabtu, 01 Maret 2008

*Matta Band Diarak Keliling Kota Mempawah

Live Concert di Stadion Opu Daeng Menambon

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Dalam rangka memeriahkan perayaan Robok-Robok, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, menggelar Live Concert Out Door Matta Band, hari ini, Jumat (29/2), mulai pukul 20.30, di Stadion Opu Daeng Manambon. Mata Band yang merupakan salah satu band terbaik di belantika musik Indonesia akan hadir dengan 14 crewnya yaitu Sunu Hermaen, Hendra Koswara, Yogi, Dicky Yudha, Mulyadi Hidayat, Yudi Permana, Setia Permana, Doni, Heri Suherman, Peri, Wahyudi, Dadang, Ucup dan Yoni Dores. Mereka siap menunjukkan aksi terbaik untuk para kawula muda Kota Mempawah dengan lagu hits mereka “Ketahuan”,

Diperkirakan seluruh kru Matta Band akan tiba di Kota Mempawah sekitar pukul 15.00. Dari Pukul 15.00-17.00, Matta Band langsung melaksanakan konvoi komunitas kendaraan dari Pelabuhan Mempawah terpadu langsung mengelilingi Kota Mempawah.
“Setelah konvoi dengan komunitas kendaraan, para personel Matta Band akan melaksanakan ramah tamah di Rumah Dina Ketua DPRD Kabupaten Pontianak sebelum ke Stadion Opu Daeng Manambon,” Kata Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, yang mendukung penuh terlaksananya konser tersebut.

Lanjutnya lagi, panitia dalam konser ini telah memperiapkan sistem penjualan tiket yang terbuka untuk umum sebesr Rp 10 ribu. Dan dengan melihat tingginya minat masyarakat Kota Mempawah terhadap dunia musik, terlebih kaum muda-mudi, dia yakin konser ini akan berjalan sukses.

“Dan saya tidak lupa mengimbau kepada penonton, hendaknya tetap menjaga ketertiban selama konser, sehingga konser ini bisa berjalan lancar dan terlaksana dengan baik tanpa ada sesuatu dan lain hal yang dapat merusak kemeriahan sehingga konser ini benar-benar menghibur seluruh masyarakat Kota Mempawah terlebih bagi mereka yang memang mengidolakan grup band ini,” kata legislator Partai Golkar ini.■