Selasa, 29 Januari 2008

Soeharto Figur Perjuangan dan Kepemimpinan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Wafatnya mantan Presiden Republik Indonesia kedua, H.M. Soeharto yang sampai akhir hayatnya dalam status terdakwa atas kasusnya mendapatkan keprihatinan yang mendalam dari berbagai kalangan di tanah air. Termasuk dari Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, SH, MH.

Rahmad, menilai, Soeharto, merupakan sosok yang patut diteladani dan mendapatkan penghargaan di hati masyarakat Indonesia. Sebab bagaimanapun dia merupakan figur perjuangan dan kepemimpinan yang telah membawa kebangkitan Indonesia untuk tumbuh dan berkembang.

“Oleh karena itu, sudah sepantasnya seluruh warga negara Indonesia memanjatkan doa untuk ketenteraman Soeharto agar diterima segala amal ibadah dan kebaikannya di sisi Allah SWT. Dan selama 32 tahun kepemimpinannya, banyak perubahan yang telah dilakukan untuk bangsa dan negara ini,” kata Rahmad.
Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Pontianak khususnya untuk bersama-sama mendoakan ketentraman Soeharto sebagai pahlawan dan bapak kusuma bangsa yang telah berjasa pada pembangunan NKRI.

Terkait permasalahan hukum yang dialami mantan orang nomor satu di Indonesia ini, ia menjelaskan, seseorang yang terlibat dalam kasus hukum jika orang tersebut meninggal dunia secara otomatis putuslah seluruh urusan hukum. Tidak ada dakwaan maupun tuntutan lagi pada ahli waris maupun keluarga yang ditinggalkan. Apalagi masalah hukum terdiri dari pidana dan perdata yang mana pada kedua jenis hukum tersebut memiliki perbedaan yang mencolok yakni hukum pidana diberikan sanksi kurungan atau penjara dan denda, serta dijelaskan tidak ada tuntutan dan dakwaan jika seorang pidana meninggal dunia.

“Jadi dalam kasus pah Harto, merupakan kasus pidana, maka secara hukum segala kasus dan persoalan hukumnya putus dan tidak dilanjutkan kepada ahli waris maupun kerabat lainnya. Namun bisa saja persoalan hukum itu dapat dilanjutkan kembali dengan catatan pihak hukum harus memulai kembali proses hukum yang ditujukan untuk ahli waris bukan pelimpahan persoalan hukum almarhum yang telah meninggal sebagai mantan presiden,” tegasnya.□

Jumat, 25 Januari 2008

PAD Menurun 75 Persen

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Terjadinya pemekaran Kabupaten Kubu Raya (KKR) berdampak buruk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pontianak. Ini terlihat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang turun hingga 75 persen. Meliputi retribusi pajak, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Donasi Supadio, terminal Bis Internasional di Kecamatan Sungai Ambawang maupun sumber-sumber PAD lainnya.

“Melihat kondisi itu, banyak yang memprediksikan jika pemerintahan Kabupaten Pontianak tidak dikelola dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan Kabupaten Pontianak akan mengalami kemiskinan,” kata Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria SH, MH, ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Karena melihat dari sumber PAD Kabupaten Pontianak yang cenderung terdapat di KKR, maka tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan kemiskinan bagi kabupaten induk. Karena dengan pemekaran, PAD akan mengalami pengurangan signifikan. Jika Pemerintah Kabupaten Pontianak tidak bisa mengelolanya tidak menutup kemungkinan Kabupaten Pontianak akan mengalami kemunduran dan bahkan dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan karena banyak sumber PAD yang dulunya merupakan pemasukan terbesar di Kabupaten Pontianak sekarang telah menjadi milik Kabupaten Kubu Raya.

“Kita mengharapkan Bupati Pontianak ke depan, harus merupakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan kualitas yang bisa membangkitkan potensi yang ada di Kabupaten Pontianak. Namun, saya pesimis pembangunan Pelabuhan Regional Terpadu Kuala Mempawah berdasarkan studi banding yang dilakukan pada beberapa daerah pelabuhan dan diketahui jika pelabuhan tersebut tidak ditangani dan dikelola dengan baik dan benar maka diyakini tidak akan membawa manfaat yang maksimal,” ucapnya.□

Selasa, 22 Januari 2008

Warga Parit Wak Dongkak Meminta Perbaikan Jalan



PERBAIKAN JALAN
Warga Parit Wak Dongkak, Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, menyampaikan aspirasinya kepada Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH. Mereka meminta perbaikan jalan yang mengalami rusak parah disebabkan masuknya proyek perbaikan infrastruktur jalan ditempati lain yang melalui jalan mereka. FOTO: Johan Wahyudi/Borneo Tribune.


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Kerusakan jalan sepanjang 450 m disebabkan masuknya kendaraan proyek di Desa Wak Dongkak, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak. Membuat enam warga di desa tersebut mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Pontianak, Senin (21/1). Mereka meminta agar pemerintah Kabupaten Pontianak untuk segera memperbaiki kerusakan jalan yang menuju ke arah Lapangan Sepak Bola Wajok Hilir tersebut.

Ke enam warga tersebut terdiri dari Ketua Parit Wak Dongkak, Abdul Razak dan Ketua LPM, M Syafei Madri, diterima langsung Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, diruang kerjanya. Di mana dalam pertemuan tersebut, Abdul Razak, menjelaskan bahwa masuknya proyek jalan ditempatnya membuat jalan di RT nya mengalami kerusakan berat.

“Sering masuknya truk proyek untuk memperbaiki jalan di daerah dalam, membuat jalan ditempati kami mengalami kerusakan maka warga meminta agar jalan tersebut diperbaiki dahulu baru melanjutkan proyek jalan yang di dalam. Dengan baiknya infrastruktur jalan di tempat kami tentu proses pembangunan di dalam akan lancar,” katanya.

Maka untuk menyikapi aspirasi warga tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pontianak, Ir Syahrizal, S.IP, untuk datang ke Gedung DPRD Kabupaten Pontianak menanggapi aspirasi warga tersebut.

Karena tidak bisa hadir Kadis PU, yang diwakili salah satu stafnya, Ir. H Priyatna, menerima aspirasi masyarakat setempat dan akan memperbaiki kerusakan jalan sesuai APBD 2008 , dan dalam waktu tiga hari lagi pihak dari Dinas PU akan meninjau lokasi tersebut.

“Kita akan anggaran perbaiki jalan tersebut, dan dalam waktu tiga hari lagi pihak kami akan turun ke lapangan. Untuk itu saya harapkan jika proses pembangunan jalan sudah berjalan saya meminta warga dapat memantau, jika ada hal yang tidak sesuai di lapangan segera laporkan kepada kami, karena kami tidak mungkin selalu ada ditempati katanya,” ucapnya.

Sedangkan Ketua LPM, M Syafei Madri, menginginkan perbaikan jalan tersebut segera terealisasi karena dengan baiknya jlan tersebut akan membantu proses belajar mengajar di SD yang berada di dalam dan membantu warga dalam mengeluarkan hasil pertanian dan perkebunanya seperti buah kelapa.

“Kalau musim panas kondisi jalan tidak ada masalah, tetapi kalau sudah hujan tentu sangat mengganggu terutama bagi anak SD yang sekolahnya berada di dalam, bagaimana generasi kita bisa pintar jika jalan untuk menuju sekolah saja rusak berat,” ucapnya.□

Senin, 21 Januari 2008

Tim Pembimbing Haji Mesti Diperhatikan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Pelayanan jamaah haji tahun 2008 dinilai Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun dia berharap ada pembenahan terhadap jumlah pembimbing haji Kabupaten Pontianak yang tahun ini hanya 2 orang saja.

“Hal yang perlu dibenahi tim pembimbing haji tahun kemarin direncanakan dan dianggarkan sebanyak 8 orang ternyata hanya 2 orang saja yang bisa ikut. Ini merupakan kekeliruan dari Pemkab yang tidak cepat memenuhi administrasi pembimbing haji,” kata Rahmad Satria, yang ikut menjemput jamaah haji di Batam.

Dan bersyukur jamah haji Kabupaten Pontianak yang berada di kloter 20 datang dalam kondisi sehat. Walaupun masih ada dirawat di Mekkah dan diharapkan bisa cepat dipulangkan. Dia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada petugas haji, Kanwil Depag dan Setda Kabupaten Pontianak yang juga hadir dalam penjemputan tersebut. Untuk tahun yang akan datang, tim pembimbing haji bisa ditambah dan dananya dianggarkan dalam APBD. Sehingga pelaksanaan ibadah haji dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

“Saya lihat proses ibadah haji jauh lebih baik dari tahun kemarin, baik segi administrasi dan pelayanan. Menurut jamaah haji pelayanan makan cukup bahkan ada pengembalian uang disebabkan jarak tempuh dari Masjidil Haram dan Nabawi yang digunakan untuk biaya transportasi. Untuk Pemkab harus memilih secara selektif dan baik lagi untuk menyangkut pembimbing haji demikian juga dokter yang mendampingi jemaah haji,” ucapnya.□

Minggu, 20 Januari 2008

*Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan

Menjadi Buah Pikiran Pelestarian Lingkungan Kab Pontianak

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan di Kabupaten Pontianak, Jumat (18/1), kemarin, di Ruang Sidang DPRD Kabupaten Pontianak, berjalan sukses. Kegiatan tersebut terselenggara berkat kerja sama Harian Borneo, Tribune Institute dan EC-Indonesia FLEG Support Project dengan pemateri, Yanti Mirdayanti, freelancer Borneo Tribune di Bonn, Jerman yang didampingi Pimpinan Redaksi Harian Borneo Tribune, H. Nur Iskandar, SP.

Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmas Satria, SH, MH, menilai, kegiatan ini adalah suatu langkah positif dalam pelestarian lingkungan hidup oleh semua pihak. Apalagi melihat kondisi isu pemanasan global adalah isu masa mendatang yang perlu dipirkiran. Tetapi melihat kenyataan bencana yang terjadi bertubi-tubi, memaksa masyarakat seluruh dunia harus mengakui pemanasan global yang menimbulkan pemanasan iklim adalah kenyataan yang dihadapi saat ini.

“Saya melihat kegiatan jurnalisme yang dilaksanakan ini sangat bermanfaat sekali. Apalagi yang pembicaranya itu dari luar negeri, dimana pendidikannya dan pengalamannya dari luar negeri tentang pelestarian lingkungan sangat luar biasa,” kata dia.
Sebagai masyarakat Kabupaten Pontianak, ia mengaku sangat tertarik sekali dan sangat baik untuk pelajar atau pun mahasiswa untuk mengikuti jejaknya. ”Kita juga harus banyak belajar dari luar negeri baik itu lingkungan hidupnya maupun mekanisme pendidikan yang diterapkan di luar negeri seperti di Amerika, Peru maupun Jerman,” kata legislator Partai Golkar ini.

Pengalaman Yanti Mirdayanti, juga bisa menjadi buah pikiran Pemerintahan Kabupaten Pontianak yang dapat dimplementasikan untuk Kabupaten Pontianak. Contohnya masalah lingkungan yang menyangkut pemanasan global di mana masyarakat Jerman memiliki kesadaran dan kedisiplinan yang sangat tinggi sekali untuk menjaga lingkungannya sedangkan di Kabupaten Pontianak masalah sampah saja masih tidak teratasi sampah masih menumpuk di mana-mana. Kemudian tidak ada pengarahan dari pemerintah untuk pembuangan sampah seperti di negara Jerman berupa pemisahan jenis sampah dan disediakan beberapa tempat sampah dengan jenis yang berbeda-beda.

Di mana sampah plastik kantongnya beda dengan sampah botol maupun kertas yang berupa kardus. Sehingga memudahkan mobil sampah melakukan penjemputan sampah, tanpa berserakan di jalan-jalan dan kedua mencegah dari pembakaran jadi di negara Jerman tidak ada pembakaran sampah karena permasalah sampah ini sudah dikoordinir dengan baik oleh pemerintah Jerman dan diarahkan dengan tegas sehingga masyarakat Jerman sudah terbiasa melakukannya.

“Saya sangat tertarik pembahasannya yang disampaikan Yanti Mirdayanti, sehingga banyak yang saya tulis untuk dijadikan sebuah pemikiran. Jika saya melakukan perjalanan di Amerika atau pun Jerman demi mencari pengalaman seperti beliau dan melakukan perbandingan berapa biaya yang harus saya keluarkan tetapi dengan mendengarkan ceramahnya, pemikiran-pemikirannya dapat kita implementasikan untuk Kabupaten Pontianak,” kata politisi Partai Golkar yang didukung pendukungnya maju sebagai Bupati Kabupaten Pontianak.
Karena sampai saat ini, ia melihat Pemkab belum dan sangat kurang perhatiannya terhadap pengalokasian pembuangan sampah contohnya di Sungai Raya sampahnya berserakan bahkan dapat mengganggu aktivitas lalu lintas tidak ada spesifik khusus untuk mengalokasikan sampah dengan baik sehingga sampah itu sendiri bisa bermanfaat,” ucapnya.□

Kamis, 17 Januari 2008

Dewan Dukung Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

DPRD Kabupaten Pontianak menyambut baik dengan mendukung pelaksanaan kegiatan Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan yang diadakan oleh Borneo Tribune yang bekerja sama dengan Tribune Institute dan EC-Indonesia FLEG Support Project dengan pemateri, Yanti Mirdayanti, freelancer Borneo Tribune di Bonn, Jerman yang didampingi Pimpinan Redaksi Harian Borneo Tribune, H. Nur Iskandar, SP. Di mana pelaksanaan akan diselenggarakan, Jumat (18/1) di Gedung DPRD Kabupaten Pontianak.

Diskusi tersebut juga akan hadir Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH. Dalam diskusi tersebut akan membahas tentang isu pemanasan global, deforestasi, social forestry dan disaster.

“Diskusi ini sangat efektif sekali karena akan mengkaji permasalahan kerusakan sumber daya alam di dunia, sehingga memberikan masukan sangat baik terutama bagi pelajar melatih kemampuan jurnalisnya dalam menyelamatkan lingkungan hidup di Kalbar,” kata Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH.

Dan dia sangat mendukung agar kegiatan ini lebih ditingkatkan lagi, dalam arti dapat dilaksanakan setiap tahun dengan jumlah peserta yang lebih banyak lagi, selain itu kegiatan tersebut juga bisa dilaksanakan di tingkat provinsi, sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi kelestarian dan menyelamatkan lingkungan hidup di Kalbar.

“Kegiatan ini sangat positif, maka kita sebagai wakil rakyat sangat mendukung apalagi untuk mensosialisasikan Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan kepada masyarakat, di mana akan memberikan masukan berarti tentang bagaimana kita mengelola sumber daya alam dengan baik,” katanya.□

Senin, 14 Januari 2008

ABT Harus Dibahas Minimal Bulan Agustus

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, menilai diterbitkannya peraturan pemerintah pusat yang mengharuskan Dana Alokasi Khusus (DAK) agar dihabiskan sebelum masuk anggaran baru, jika tidak harus dikembalikan di kas negara.

“Jika DAK tidak dapat direalisasikan keseluruhan setiap pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembalikan dana tersebut. Untuk itu saya berharap kepada eksekutif agar pembahasan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) dilaksanakan Agustus 2008 ini,” katanya ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Pontianak.
Dia menilai, perlunya pembahasan ABT sedini mungkin dikarenakan pembahasan biasanya dilakukan akhir tahun. Maka dikhawatirkan merugikan daerah realisasi penggunaan DAK tidak mungkin selesai sehingga masuknya anggaran baru.

“Sebagaimana yang telah diatur pemerintah pusat, terhitung sejak tahun 2008 ini pemerintah pusat mewajibkan DAK yang diberikan harus dituntaskan, jika tidak maka dana harus dikembalikan ke kas negara, untuk itu kita harus bisa memanfaatkan sebaik mungkin dana tersebut untuk kepentingan pembangunan daerah kita,” ucapnya.□

Sabtu, 12 Januari 2008

DPD Partai Golkar KKR Segera Dibentuk

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Pasca pemekaran Kabupaten Pontianak, Partai Golkar akan segera membentuk pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Kubu Raya (KKR). Pembentukan pengurus dan penerimaan bakal calon (Balon) Ketua DPD Partai Golkar KKR, akan dibentuk melalui musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar yang direncanakan, 26 Januari 2008 di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

“Musda pembentukan DPD Partai Golkar KKR akan dilaksanakan 26 Januari ini, dan sebelum Musda, terlebih dahulu kami akan melaksanakan rapat panitia yaitu pembentukan panitia Musda pembentukan DPD di KKR,” kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, H. Rahmad satria, SH, MH, dikonfirmasi saat melaksanakan wisuda gabungan TPA di kediaman pribadinya, Wajok Hilir, Kamis (11/1), kemarin.

Untuk itu, para kader Partai Golkar yang ingin mencalonkan diri menjadi calon Ketua DPD Partai Golkar KKR, dapat mendaftarkan diri saat pelaksanaan Musda nanti. Dia mengharapkan Ketua DPD Partai Golkar KKR terpilih, harus berasal dari KKR, sehingga koordinasi, komunikasi dan roda organisasi dapat berjalan lancar.

“Musda akan dilaksanakan satu hari dan kita akan membentuk kepengurusan DPD Partai Golkar KKR, dimana masa tugas lebih kurang lebih dua tahun lagi,” ucapnya. Tahun 2009 setelah pemilu, Golkar harus melaksanakan Musda kedua, untuk pemilihan pengurus baru lagi. Ia berharap Musda pertama ini dapat berjalan lancar.

Sedangkan kepengurusan dari DPD Kabupaten Pontianak yang pindah ke KKR, maka kekosongan kepengurusan akan diisi anggota baru. Begitu juga anggota DPRD Kabupaten Pontianak yang daerah pemilihan berasal dari KKR, akan di PAW dan akan diganti sesuai dengan jumlah yang keluar.

Anggota DPRD Kabupaten Pontianak yang pindah ke KKR akan di PAW. Kemudian diganti sesuai dengan jumlah yang keluar. Misalnya, anggota DPRD dari Partai Golkar ada 8 orang keluar atau di PAW ke KKR. Maka yang masuk 8 orang juga.

Maka, untuk mengganti kedudukan 8 orang yang keluar di DPRD Kabupaten Pontianak dari partai-partai lain juga diberikan kesempatan menentukan siapa yang diajukan, untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Pontianak.

“Ketentuan tersebut ditentukan oleh partai masing-masing. Dan saya selaku Ketua DPRD hanya memerhatikan siapa yang diajukan untuk kita lantik dari hasil PAW tersebut,” jelasnya.□

Jumat, 11 Januari 2008

TPA Motivasi Anak-Anak


Wisuda TPA
Teks: Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, menggelar wisuda gabungan. Sebanyak 150 santri TPA Kecamatan Siantan dan Segedong di kediaman pribadinya di Wajok Hilir. Foto: Johan Wahyudi/Borneo Tribune


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Sebanyak 150 santri Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Kecamatan Siantan dan Kecamatan Segedong, Kamis (10/1), kemarin, melaksanakan wisuda gabungan yang dilaksanakan di kediaman Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, di Wajok Hilir. Dalam acara tersebut juga hadir Kepala Kandepag Kabupaten Pontianak. Drs. H. Andi Jafar Harun, dan Kadis Pendidikan Kabupaten Pontianak, H. Syahril, S.Pi, serta tokoh masyarakat maupun agama.

Sebelum diwisuda, terlebih dahulu dilaksanakan pawai dengan kendaraan. Pawai dimulai dari rumah kediaman pribadi Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, langsung menuju Kantor Camat Jungkat, setelah itu kembali ke tampat asal.

Wajah anak-anak yang menggunakan toga dan baju khas wisuda TPA, terlihat gembira. Orang tua mereka juga hadir di acara tersebut.

“TPA Kabupaten Pontianak harus berkembang dan lebih maju lagi dalam mendidik anak-anak, untuk mengetahui baca tulis Al-Quran secara cepat,” kata Rahmad Satria, selaku pembina TPA Kecamatan Siantan dan Segedong. Bahkan, ia juga telah mengupayakan dalam APBD, setiap kegiatan TPA di surau, masjid atau di mana saja, akan mendapat uang pembinaan, untuk mengembangkan dan memajukan TPA.

Kedepannya, ia berharap masyarakat dan seluruh elemen masyarakat, bisa memberikan motifasi bagi seluruh TPA. Peranan TPA bagi anak-anak sangat penting, untuk baca tulis Al-Quran.

Kegiatan ini juga dikaitkan dengan menyambut tahun baru Islam 1429 Hijriah. Kamis (9/1) malam diadakan syukuran bersama. Semalam, Jum’at (10/1) malam, juga telah digelar zepin bersama anak-anak TPA untuk mengembangkan seni budaya yang bernafas Islam di Kabupaten Pontianak.

Ada peningkatan jumlah anak yang di wisuda. Bila jumlah siswa yang diwisuda pada 2007 sebanyak 60 orang, pada tahun 2008, meningkat menjadi 150. Ini menunjukkan, TPA mendapat perhatian baik. Orang tua murid dan masyarakat memercayakan anaknya untuk dididik di TPA.

“Wisuda gabungan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Dengan banyaknya jumlah wisuda, kita harap lebih memotivasi anak-anak untuk lebih intensif mempelajari baca tulis Al-Quran,” kata Rahmad Satria.□

Kamis, 03 Januari 2008

Perpindahan Anggota DPRD ke KKR Menunggu Kelengkapan Administrasi

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Setelah Kabupaten Kubu Raya resmi dimekarkan dari Kabupaten Pontianak, dipastikan anggota DPRD Kabupaten Pontianak berasal dari KKR hasil pemilu 2004 akan mengalami proses pemindahan. Paling lama 6 bulan setelah Pj Bupati KKR, Drs. Kamaruzzaman, MM, ditetapkan.

“Saya mengharapkan KPUD segera melengkapi adminstrasi untuk melakukan proses penggantian antar waktu (PAW) para anggota DPRD Kabupaten Pontianak berasal dari Dapil KKR,” kata Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH.

Maka dari itu KPUD harus bekerja keras dan lebih ekstra lagi dalam penyusunan administrasi dan harus melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan Pj Bupati KKR yang telah sah dilantik Mendagri. Sehingga tugas dan tanggung jawab KPUD dapat terlaksana dengan baik. Diperkirakan sebanyak 31 anggota legislatif akan mengalami proses pemindahan, sehingga kabupaten induk hanya menyisakan 14 anggota saja.

“Selaku ketua DPRD jika perlengkapan administrasi sudah siap maka proses pemindahan dapat segera dilakukan karena paling lambat semenjak Pj bupati dilantik anggota legislatif KKR sudah harus terbentuk. Pergantian tersebut sesuai proses PAW. Di mana dari salah satu anggota partai di PAW maka diganti sesuai jumlah yang. Contohnya dari Partai Golkar delapan orang maka yang masuk delapan orang juga,” jelasnya.□

Rabu, 02 Januari 2008

Sambutan Tahun 2008 dengan Intropeksi Diri

Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, bersama istri tercinta. FOTO: Johan Wahyudi/Borneo Tribune.

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Berbagai peristiwa telah dilewati di tahun 2007. Banyak suka dan duka yang telah dirasakan sehingga manusia semakin dewasa dalam menjalani kehidupan ini. Dengan penggantian tahun 2007 ke 2008, harus menjadi instropeksi diri untuk ke arah yang lebih baik dari hari sebelumnya.

“Tahun 2008 bukan ajang yang hura-hura dan melakukan hal yang tidak bermanfaat, untuk itu mari kita intropeksi diri dengan melakukan perubahan-perubahan ke arah yang positif,” kata Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria, SH, MH.

Lanjutnya lagi, di tahun baru ini adalah kesempatan memperbaiki kekurangan dan segala rencana yang belum tercapai di tahun sebelumnya dan yang sudah berhasil dicapai hendaknya ditingkatkan dan dipertahankan.

“untuk itu hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari ini, sehingga hidup ini menjadi lebih bermanfaat dan berarti,” ucapnya

Selain itu juga, dia juga berharap masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pontianak, maupun legislatif, selalu bekerja sama dalam membangun Kabupaten Pontianak. Karena dengan persatuan dan kebersamaan segala permasalahan akan dapat diselesaikan dengan baik, sehingga Kabupaten Pontianak semakin berkembang dan maju dan menjadi kabupaten yang dapat menjadi contoh bagi kabupaten lain dalam kemajuan di segala bidang.

“Harapan saya semoga prestasi Kabupaten Pontianak lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk itu kerja sama harus lebih ditingkatkan seperti kerja sama antar legislatif, dan eksekutif, antar masyarakat, tokoh masyarakat, agama dan kerja sama dengan yang lainnya, sehingga pembangunan Kabupaten Pontianak yang kita cintai ini, kinerjanya lebih baik dan ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.

Dan tidak lupa, dia mengucapkan selamat natal kepada umat Kristiani dan tahun baru 2008 kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pontianak dan jajaran instansi terkait, serta seluruh jama’ah haji Kabupaten Pontianak yang berjumlah 257 jama’ah yang sedang melaksanakan ibadah haji dan sekarang masih berada di Mekah.

“Saya menyampaikan ucapan selamat kepada jamaah haji kita yang telah melaksanakan wukuf di Arafah, semoga selalu dalam kondisi sehat sehingga dapat melaksanakan ibadah lebih lanjut dan pulang dalam keadaan selamat dan menjadi haji yang mabrur, Dan saya juga mengucapkan kepada umat Kristiani selamat merayakan Natal dan Tahun Baru 2008, semoga sukses selalu menyertai kita,” ucapnya.□