Bupati Pontianak, Ria Norsan, didampingi Ketua PSSI, Rahmad Satria, menyerahkan bola kepada wasit yang akan memimpin Satria Buana Cup se Kalbar. FOTO FISA |
Turnamen Invitasi Sepakbola Antar Klub (ISAK) Satria Buana Cup ke-X, yang diikuti 91 kesebelasan se Kalimantan Barat, di Lapangan Rahmad Satria, Parit Wak Dongkak, Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Sabtu kemarin, resmi dimulai.
Turnamen yang menggunakan sistem gugur ini diikuti 91 klub unggulan se Kalimantan Barat ini dibuka Bupati Pontianak, Drs H Ria Norsan MM MH. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Pontianak menyambut baik dan memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan turnamen ISAK Satria Buana Cup,” katanya.
Bupati Ria Norsan berharap sejak dimulai hingga selesai nanti, turnamen ISAK Satria Buana Cup ini bisa berlangsung tertib, aman dan lancar, serta melahirkan pesepakbola handal Kabupaten Pontianak dan Kalimantan Barat. “Selamat bertanding, jaga sportivitas dan persaudaraan. Jadilah tim juara yang menang dari permainan yang sportif,” pesan bupati.
Sementara itu, Ketua PSSI Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria SH MH, menjelaskan, turnamen yang sempat vakum sekitar empat tahun ini, diikuti kesebelasan unggulan di Kalbar yang sengaja di undang panitia.
“Namanya saja invitasi, para pesertanya jelas bukan tim sembarangan. Tim tersebut kita pilih secara selektif agar kejuaraan ini berkualitas dan bergengsi,” jelasnya.
Tidak lupa, Rahmad Satria berpesan kepada masyarakat, khususnya para suporter yang kesebelasannya ikut ambil bagian dalam turnamen ini agar bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif di dalam dan luar lapangan, serta mendukung dan menghormati setiap keputusan wasit yang memimpin pertandingan.
“Sejak dimulai pertama kali, Satria Buana Cup selalu berlangsung tertib, aman dan lancar, serta didukung seluruh masyarakat. Oleh karena itu, tentu kita berharap turnamen yang ke sepuluh kalinya ini juga berlangsung aman seperti yang lalu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Abdul Madjid, dalam laporannya menjelaskan, digelarnya turnamen yang menggunakan sistem gugur ini, selain sebagai wadah pecinta sepakbola di Kalimantan Barat, juga untuk menjalin silahturahmi dan kebersamaan insan pesepakbola daerah.
“Melalui turnamen ini, kita juga ingin mengubah stigma negatif bahwa sepakbola itu identik dengan kerusuhan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesebelasan yang bertanding tetap menjunjung semangat fair play dan sportivitas,” ucapnya.
Turnamen yang menggunakan sistem gugur ini diikuti 91 klub unggulan se Kalimantan Barat ini dibuka Bupati Pontianak, Drs H Ria Norsan MM MH. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Pontianak menyambut baik dan memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan turnamen ISAK Satria Buana Cup,” katanya.
Bupati Ria Norsan berharap sejak dimulai hingga selesai nanti, turnamen ISAK Satria Buana Cup ini bisa berlangsung tertib, aman dan lancar, serta melahirkan pesepakbola handal Kabupaten Pontianak dan Kalimantan Barat. “Selamat bertanding, jaga sportivitas dan persaudaraan. Jadilah tim juara yang menang dari permainan yang sportif,” pesan bupati.
Sementara itu, Ketua PSSI Kabupaten Pontianak, H Rahmad Satria SH MH, menjelaskan, turnamen yang sempat vakum sekitar empat tahun ini, diikuti kesebelasan unggulan di Kalbar yang sengaja di undang panitia.
“Namanya saja invitasi, para pesertanya jelas bukan tim sembarangan. Tim tersebut kita pilih secara selektif agar kejuaraan ini berkualitas dan bergengsi,” jelasnya.
Tidak lupa, Rahmad Satria berpesan kepada masyarakat, khususnya para suporter yang kesebelasannya ikut ambil bagian dalam turnamen ini agar bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif di dalam dan luar lapangan, serta mendukung dan menghormati setiap keputusan wasit yang memimpin pertandingan.
“Sejak dimulai pertama kali, Satria Buana Cup selalu berlangsung tertib, aman dan lancar, serta didukung seluruh masyarakat. Oleh karena itu, tentu kita berharap turnamen yang ke sepuluh kalinya ini juga berlangsung aman seperti yang lalu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Abdul Madjid, dalam laporannya menjelaskan, digelarnya turnamen yang menggunakan sistem gugur ini, selain sebagai wadah pecinta sepakbola di Kalimantan Barat, juga untuk menjalin silahturahmi dan kebersamaan insan pesepakbola daerah.
“Melalui turnamen ini, kita juga ingin mengubah stigma negatif bahwa sepakbola itu identik dengan kerusuhan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesebelasan yang bertanding tetap menjunjung semangat fair play dan sportivitas,” ucapnya.
0 comments:
Posting Komentar