Minggu, 30 Mei 2010

Rapat Paripurna Istimewa Penyampaian Rekomendasi LKPJ Bupati Pontianak


Semangat Gotong Royong Memudar


Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, Rahmad Satria, menilai semangat gotong royong dikalangan masyarakat Kabupaten Pontianak kini kian memudar. Hal ini, dikarenakan dirinya sudah jarang melaihat semangat kerja gotong royong di lingkungan masyarakat. Seperti kerja bhakti membersihkan selokan, maupun saat melaksanakan pesta pernikahan.

“Semangat gotong royong yang telah tertanam sejak dahulu, jangan sampai pudar karena kepentingan sekelompok orang. Mari kita bangkitkan lagi, semangat gotong royong dilingkungan masyarakat kita, melalui kerja bhakti tanpa mengharapkan imbalan apapun,” katanya.

Lanjutnya lagi, dengan melaksanakan pekerjaan dengan asas gotong royong. Diyakininya bakal menimbulkan rasa persatuan dan persaudaraan sesama masyarakat yang kuat. Sehingga akan tercipta ketertiban dan keamanan dilingkungan masyarakat.

“Kalau masyarakat sudah kompak, saya yakin segala sesuatu pekerjaan di lingkungan masyarakat pasti akan terlaksana dengan muda. Seperti melaksanakan jaga malam, membersihkan saluran air, bahkan saat membuat serapoh menjelangan pesta pernikahan. Namun itu, sudah jarang saya lihat,” katanya.

Junjung Tinggi Sportivitas Berolahraga


Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, Selasa (25/5) membuka secara resmi Invitasi Bola Voli Kapolres Pontianak Cup yang berlangsung di Lapangan Asrama Bhayangkara Mempawah.

Dalam kesempatan itu, Rahmad Satria yang mewakili Kapolres AKBP Andi Fairan, S.Ik, MSM, lantaran sedang mengikuti rapat kerja di Mapolda Kalbar, meminta seluruh tim yang bertanding agar menjunjung tinggi sportivitas.

“Bukan persoalan menang atau kalah yang menjadi tujuan utama, tapi yang penting adalah bertanding penuh sportivitas dan dalam nuansa persahabatan, sehingga invitasi bola voli ini menjadi lebih berbobot, bermakna dan dapat menjadi hiburan bagi masyarakat,” imbuh Rahmad Satria seraya mengucapkan selamat bertanding kepada 12 tim yang ikut serta

Dalam Invitasi Bola Voli Kapolres Cup ini, para pesertanya tidak berasal dari klub-klub umum, melainkan perwakilan dari Polsek-polsek di wilayah hukum Polres Pontianak. Satu tim luar, hanya berasal dari Atlet PBVSI Kabupaten Pontianak sebagai ajang uji kemampuan sebelum terjun di Porprov Kalbar, Juli mendatang.

Pada pembukaan Invitasi Kapolres Cup, terlihat hadir Bupati Pontianak, Drs. H. Ria Norsan, MM, MH, Ketua PN Mempawah, Maringan Marpaung, SH, MH, Dandim 1201 Mempawah, Letkol Inf Parlindungan Sirait, Danyon 643 Wanara Sakti, Dandenzipur Anjongan, serta para pejabat teras Polres Pontianak.

Bupati Ria Norsan mendapat kesempatan memukul bola pertama di pertandingan perdana antara Tim Polsek Sungai Kunyit versus Tim Polsek Mempawah Hilir. Sebagai pemandu acara, MC kawakan Kota Mempawah, Gatot Plastik, tampil dengan joke-joke seru sehingga pembukaan invitasi itu tak jarang diwarnai gelak tawa para penonton dan pejabat yang hadir.

Syukuri ISAC 2010 Berlangsung Aman


Ketua Pengkab PSSI Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, mengaku bersyukur lantaran pelaksanaan Invitasi Sepakbola Antar Club (ISAC) Bupati Pontianak Cup 2010 di Stadion Opu Daeng Manambon Mempawah, berlangsung aman, tertib dan lancar.

Menurutnya, itu membuktikan pola berpikir masyarakat Mempawah khususnya, yang selalu menjunjung tinggi sportivitas dalam berolahraga, patut dijadikan contoh daerah lainnya. “Sangat berat melaksanakan invitasi sepakbola dengan aman dan tertib, tapi sejauh ini masyarakat Mempawah sudah menunjukkan kedewasaan. Ini patut kita puji,” katanya.

Selama ISAC digelar sejak 19 April, tidak pernah terjadi keributan antar pemain, penonton maupun suporter. Jika protes atau kekecewaan muncul dalam suatu pertandingan, itu hal yang biasa. Namun yang penting adalah, bagaimana seluruh insan sepakbola menyikapinya sehingga semua masalah dapat diselesaikan.

“Secara pribadi maupun kelembagaan yakni PSSI Kabupaten Pontianak, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh klub peserta, penonton, dan seluruh perangkat pertandingan yang telah bersama-sama menyukseskan ISAC 2010 ini,” imbuh Rahmad yang juga Ketua DPRD Kabupaten Pontianak.

*Final ISAC Bupati Pontianak Cup, Gempur FC Gilas All Star 1-0





Gempur FC dari Dusun Bemban, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, berhasil merengkuh Juara Invitasi Sepakbola Antar Club (ISAC) Bupati Pontianak Cup 2010, setelah di final menundukkan All Star Mempawah dengan skor tipis 1-0, di Stadion Opu Daeng Manambon, sore kemarin.

Turut hadir, Ketua Pengkab PSSI Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, Kapolres AKBP Andi Fairan, S.Ik, Dandim 1201 Letkol Inf. Parlindungan Sirait dan Kadis Parpubpora Drs. Jailani, MM.

Dipimpin Wasit Adi Mulyadi, S.Pd, pemain kedua kesebelasan sejak menit-menit awal langsung memperagakan strategi dan teknik menyerang. Pertandingan berlangsung seru, diiringi sorak-sorai ratusan penonton maupun suporter kedua kesebelasan.

Meski kualitas pemain merata, namun secara tim, Gempur FC terlihat lebih baik. Beberapa kali mereka melakukan serangan yang nyaris menghasilkan gol. Misalnya di menit ke 25, lewat serangan yang cukup apik, gawang All Star hampir kebobolan. Sayang, tendangan pemain Gempur FC membentur tiang. Kedudukan 0-0 bertahan hingga babak pertama berakhir.

Di babak kedua, Gempur FC semakin meningkatkan tempo serangan. Kerap kali pelatihnya, Mat Dori alias Bagong, berteriak dari tepi lapangan agar para pemain disiplin terhadap instruksinya. Namun beberapa peluang yang tercipta, tetap gagal berbuah gol.

Justru, All Star hampir mencetak angka setelah pemain belakang Gempur FC membuat kesalahan sehingga wasit menunjukkan titik pinalti. Sayang, pemain All Star yakni, Darmawan bernomor punggung 7, gagal mencetak gol. Eksekusi dari titik 12, melambung jauh di atas gawang Darmawan. Kiper Gempur FC ini kontan berteriak suka cita.

Serangan demi serangan kedua kesebelasan terus berlanjut meski lapangan kian licin diguyur hujan gerimis. Akhirnya, di menit ke 72, Gempur FC berhasil membobol gawang All Star. Tendangan bebas pemain nomor punggung 12, Joni Apriyadi, tak berhasil ditepis Rudiansyah. Skor 1-0. Ratusan suporter Gempur FC pun berteriak kegirangan.

Di menit-menit akhir, pemain Gempur FC nomor punggung 12, Rusli, dua kali menciptakan peluang. Ia solo run ke gawang All Star, namun tetap gagal di sentuhan terakhir. Skor 1-0 berakhir hingga wasit Andi Mulyadi meniup peluit.

Dengan skor ini, Gempur FC berhasil menjuarai ISAC Bupati Pontianak Cup 2010. Juara II diraih All Star Mempawah, sementara juara III diraih Akcaya yang pada pertandingan sehari sebelumnya menghempaskan Pelopor FC dengan skor 2-0. Sore itu juga, dilakukan penyerahan piala dan uang pembinaan kepada masing-masing pemenang.

Harkitnas Menjadi Ilham Kebangkitan Demokrasi


Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) harus diperingati dan dipahami maknanya. Harkitnas merupakan embrio untuk hari perintis kemerdekaan yang harus dimengerti dan dipahami oleh seluruh bangsa Indonesia terutama para generasi muda.

Demikian dikatakan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, kepada para wartawan, belum lama ini. Lebih lanjut diungkapkan, Harkitnas, Sumpah Pemuda dan hari Kemerdekaan RI merupakan satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

“Untuk itu, Harkitnas harus diperingati dan dipahami maknanya. Jadikan Harkitnas sebagai ilham untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus kebangkitan demokrasi di Indonesia,” ungkap Rahmad.

Ditanya mengapa Perayaan Hari Kebangkitan Nasional kerap berlalu tanpa kesan padahal esensi Kebangkitan Nasional padahal masih relevan di tengah kesulitan untuk bangkit dari keterpurukan? Rahmad mengaku sangat menyayangkan hal tersebut.

Dijelaskannya, perayaan Kebangkitan Nasional berakar pendirian perkumpulan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, dengan motornya Dr. Soetomo. Perkumpulan tersebut menjadi embrio perlawanan intelektual terhadap penjajah Belanda, negara kecil di Eropa. Perkumpulan ini menghimpun para pejuang sekaligus mengilhami perjuangan merebut kemerdekaan. Jadi sebetulnya, perayaan Kebangkitan Nasional sangat penting, bukan hanya dari arti harfiahnya saja tetapi juga dari makna yang dikandungnya.

Kurangnya antusiasme terhadap Harkitnas, tambahnya, berhubungan erat dengan lunturnya perasaan nasionalisme. Banyak pihak yang terbius dengan isu globalisasi hingga merasa nasionalisme merupakan masalah masa lalu yang sudah semestinya ditinggalkan.

Bangsa kita sekarang ini ada dalam suasana kemerdekaan dan sedang berusaha mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di berbagai sektor kehidupan. Tapi bangsa kita sekarang ini juga berada dalam keterpurukan ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Rasa persatuan dan kesatuan memudar dan rasa kedaerahan muncul kembali. Kita semua tentu menginginkan sejarah suram bangsa kita tempo dulu jangan terulang lagi.

“Oleh karena itu, dalam peringatan Harkitnas kali ini marilah kita ambil makna dan hikmahnya, marilah kita warisi dan kita kembangkan semangat Budi Utomo, kikis habis rasa kesukuan dan kedaerahan yang berlebihan, tingkatkan jiwa nasionalisme yang tinggi dan jiwa patriotisme serta cinta tanah air pada generasi penerus kita,” pungkasnya.