Jumat, 04 Februari 2011

Seminar Nasional Budaya, Gebrakan Sejarah Ditorehkan DPRD




Sebuah gebrakan sejarah ditorehkan DPRD Kabupaten Pontianak. Lembaga wakil rakyat itu menggelar Seminar Budaya Kabupaten Pontianak, siang kemarin. Seminar berstrata nasional itu mampu menciptakan nuansa berbeda pada peringatan Robo’-Robo’ tahun ini.

Ada lima narasumber yang hadir, yakni Pangeran Ratu Mulawangsa, Dr. Ir. Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, M.Sc, Sinuhun Ratu Kencana Wangsa, Dr. Ir. Arini Mariam, M.Sc, Dato Sri Paduka Astana, Johanes Robini Marianto, O.P, Pangeran Nata Waskita, Mahyudi Al Mudra, SH, MM, dan Bupati Pontianak, Drs. H. Ria Norsan, MM, MH.

Seminar yang mengambil tema “Melalui Seminar Budaya Kita Tingkatkan Pariwisata Kabupaten Pontianak” ini, dimoderatori dengan apik oleh Ketua DPRD, H. Rahmad Satria, SH, MH.

Materi pertama tentang Pembangunan Kampung Wisata Adat Budaya Kraton Amantubillah disampaikan oleh Sinuhun Ratu Kencana Wangsa, Dr. Ir. Arini Mariam, M.Sc.

Selanjutnya, Pangeran Ratu Mulawangsa, Dr. Ir. Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, M.Sc, mengakui perlunya sebuah payung hukum yang mengatur tentang pengembangan wisata budaya di Kabupaten Pontianak khususnya di Kraton Amantubillah.

“Melalui payung hukum berbentuk peraturan daerah itu, kita bisa menjadikan kawasan Pulau Pedalaman yang merupakan lokasi Kraton Amantubillah sebagai tujuan wisata berbentuk kawasan adat,” ujarnya.

Sementara itu, Pangeran Nata Waskita, Mahyudi Al Mudra, SH, MM, melalui materi tentang Warisan Budaya dan Pelestariannya, mengemukakan pelestarian budaya ada dua macam yaitu secara pasif dan aktif.

“Pelestarian budaya memberi banyak manfaat, selain untuk mengetahui, memahami dan menghargai prestasi nenek moyang, juga bisa menjadi sumber inspirasi membangun masa depan yang lebih baik tanpa mengulangi kesalahan masa lalu,” ungkap Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu/BKPBM serta Pimpinan Umum MelayuOnline.com ini.

Dato Sri Paduka Astana, Johanes Robini Marianto, O.P, pada kesempatan sama menyampaikan tentang pluralisme yang sudah diterapkan beberapa negara di dunia. “Untuk Mempawah, Kraton Amantubillah sudah sejak lama menerapkan pluralisme di kehidupan sehari-harinya, bahkan dari sebelum Indonesia merdeka,” ucapnya.

Sedangkan Bupati Ria Norsan, mengakui hingga saat ini Kabupaten Pontianak belum memiliki suatu ikon yang bisa menjadi identitas daerah. “Kita perlu sesuatu yang bisa menjadi ikon daerah dan kelak bisa menjadi cinderamata bagi wisatawan. Hal ini perlu kita pikirkan dari sekarang,” katanya.

Meski belum memiliki ikon, Bupati Ria Norsan menyatakan Kota Mempawah kini bisa sedikit berbangga hati dengan adanya Wisata Nusantara di Desa Penibung. “Sekarang anggapan Kota Mempawah sebagai kota “buang air kecil” sudah mulai hilang, karena adanya tujuan wisata seperti Wisata Nusantara. Ini jelas menjadi salahsatu kebanggaan bagi daerah kita,” pungkasnya.

0 comments: