Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Pontianak
Dunia olahraga buka merupakan hal asing bagi seluruh masyarakat di dunia, berbagai macam event olahraga merupakan memiliki visi dan misi mewujudkan persatuan dan kesatuan, baik antar bangsa maupun perorangan. Maka salah satu cabang olahraga yang sangat merakyat yaitu sepak bola yang tersimpan falsafah hidup kemasyarakatan.
“Olahraga merupakan alat pemersatu, contohnya sepakbola di mana satu tim yang terdiri dari sebelas orang, harus menciptakan strategi dan kerja sama tin yang tangguh. Baik dari pertahanan, pemain tengah dan penyerang untuk menciptakan gol-gol yang indah yang merupakan tugas bersama. Maka hal tersebut juga dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat, pemerintahan, keamanan, ketahanan, ekonomi, politik, pertanian dan lain sebagainya,” kata Ketua Pengda PSSI Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, ditemui saat menghadiri Open Turnamen Persikas Mempawah.
Apalagi sepak bola yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan, di mana para pemain harus bermain dengan Fair Play selama kompetisi berjalan yang bisa menjadi contoh baik dalam pelaksanaan Pilkada Bupati Pontianak, maka selaku bakal calon (Balon) Bupati Pontianak, siap berkompetisi dengan balon-balon lainnya dengan fair.
“Saya siap mencalonkan diri menjadi bakal calon karena merupakan panggilan jiwa untuk membangun Kabupaten Pontianak ke arah yang lebih baik dan siap berkompetisi dengan adil. Karena yang memilih rakyat, maka rakyat yang menentukan kemenangan, dan siapapun yang terpilih di Pilkada harus di dukung, untuk itu kita jangan saling bermusuhan disebabkan yang didukung tidak berhasil menjadi pemenang,” katanya.
Maka dari itu, dia juga berpesan, agar masyarakat menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani, tanpa ada unsur tekanan. Dan pilihlah calon yang memiliki potensi di segala bidang untuk membangun masyarakat yang makmur, bermartabat dan menciptakan masa depan yang baik, bukan hanya mengandalkan ambisi untuk menduduki jabatan. Bahkan dia menilai Kabupaten Pontianak saat ini membutuhkan figure pemimpin muda yang berbakat dan profesional, namun hal tersebut bukan berarti menghilangkan pemimpin tua, tetapi pemimpin tua sangat diperlukan dalam memberi masukan dan saran demi pembangunan.
“Masyarakat tentu sudah bisa menentukan pilihannya masing-masing, mana yang memiliki potensi atau tidak. Begitu juga sepak bola jika pemain hanya mengandalkan ambisi, tanpa memiliki skill dan kerja sama tim yang baik niscaya tim tersebut juga tidak bisa menang,” katanya.■