Rahmad Satria saat menyampaikan presentasi di 3td Internasional Conference 2017 on Global Issues In Multidisciplinary Academic Research (GIMAR 2017) yang dilaksanakan di Tokyo, Jepang |
Rahmad Satria bersama rombongan akan bertolak ke Jepang |
“Alhamdulillah, saya siap dan sangat bersemangat mengikuti GIMAR-2017 di Jepang yang diselenggarakan organisasi Global Illuminator yang bekerjasama dengan UPB. Secara keseluruhan, segala persiapan sudah dilakukan dengan sebaik mungkin,” tegas Rahmad Satria.
Rahmad Satria bersama para peserta GIMAR 2017 |
“Sesuai mandat dari fakultas hukum UPB, saya ditugaskan menjadi presenter dalam kegiatan GIMAR 2017 tersebut. Satu diantara tugas saya nantinya, menyampaikan pemikiran permasalahan yang akan diseminarkan,” bebernya.
Rahmad Satria usai mengikuti GIMAR 2017 |
“Nantinya akan ada masukan dan tanggapan dari peserta dari universitas luar negeri lainnya. Juga dilakukan pertukaran makalah dengan seluruh peserta. Dengan demikian kita akan mendapatkan materi akademik baru hasil penelitian universitas luar negeri peserta GIMAR-2017. Ilmu tersebut tentu akan sangat berharga,” ungkap dia.
Bersama rekan-rekannya di UPB, Rahmad menyempatkan diri menikmati keindahan Jepang |
“Terimakasih kepada UPB yang telah memberikan kesempatan, termasuk pula mendanai seluruh keikutsertaan ini. Melalui forum ini juga akan mempromosikan daerah dan kultur masyarakat Kabupaten Mempawah khususnya dan Kalbar umumnya di mata internasional,” ucapnya.
Sebelumnya Dekan Fakultas Hukum UPB Pontianak, Yenni AS, SH, MH kepada wartawan, mengatakan kehadirannya pihaknya bekerjasama dengan Global Iluminator, Malaysia di Jepang ini untuk menggelar GIMAR-2017 yang akan dilakasnakan, Rabu (1/2). Kegiatan yang melibatkan universitas negara-negara asia itu mengangkat isu berkaitan dengan disiplin ilmu secara global.
“Kegiatan ini merupakan yang ketiga kalinya kita ikuti. Kali ini, kami tidak hanya sebagai peserta melainkan juga panitia penyelenggara. Maka kita bekerjasama dengan Global Iluminator untuk mempersiapkan kegiatan ini,” ujar dia.
Mengunjungi Fujisan World Heritage Center |
“Nah, pemblikasian ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai prediat guru besar atau professor. Untuk tahun ini, UPB akan mengirim sejumlah dosen salah satunya DR. H Rahmad Satria, SH, MH,” ungkapnya.
Dalam internasional konfres tersebut, lanjut Yenni, pihaknya akan mempresentasikan 12 paper yang terdiri dari 7 paper bidang hukum dan 5 paper bidang ekonomi. Dirinya optimis, Rahmad Satria, mampu melakukan presentasi dengan baik di hadapan perwakilan dari perguruan tinggi lainnya.
“Melalui keikutsertaan ini, semoga Pak Rahmad Satria bisa mencapai tujuan akademiknya yakni menjadi guru besar atau professor. Namun tetap masih ada sejumlah tahapan yang harus dilalui untuk mencapai gelar professor,” tuturnya.
Lebih jauh, secara pribadi Yenni menilai sosok Rahmad Satria memiliki kredibilitas yang tinggi. Walau latar belakangnya bukan akademisi, melainkan parlemen atau politisi tetapi kiprah akademiknya sudah tidak diragukan lagi. Rahmad Satria terbukti berhasil mendapatkan gelar Doktor pada tahun lalu.
“Saat ini, Pak Rahmad Satria sudah terdaftar sebagai dosen tetap UPB yang juga ketua parlemen di Kabupaten Mempawah,” lanjutnya.
Disinggung output dari kegiatan internasional itu, dijelaskan Yenni, untuk mencapai kredibilitas bahwa UPB Pontianak lebih maju dan unggul di bandingkan dengan universitas atau perguruan tinggi lain.
“Karena tidak mudah untuk menyelenggarakan internasional konfres ini. Harus bisa megakomodir semua perguruan tinggi dari luar negeri. Maka persiapannya pun harus matang. Kami mempersiapkan ini sejak November 2016 lalu,” pungkas dia.
0 comments:
Posting Komentar