Minggu, 20 Januari 2008

*Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan

Menjadi Buah Pikiran Pelestarian Lingkungan Kab Pontianak

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Road Show Diskusi Jurnalisme Lingkungan di Kabupaten Pontianak, Jumat (18/1), kemarin, di Ruang Sidang DPRD Kabupaten Pontianak, berjalan sukses. Kegiatan tersebut terselenggara berkat kerja sama Harian Borneo, Tribune Institute dan EC-Indonesia FLEG Support Project dengan pemateri, Yanti Mirdayanti, freelancer Borneo Tribune di Bonn, Jerman yang didampingi Pimpinan Redaksi Harian Borneo Tribune, H. Nur Iskandar, SP.

Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmas Satria, SH, MH, menilai, kegiatan ini adalah suatu langkah positif dalam pelestarian lingkungan hidup oleh semua pihak. Apalagi melihat kondisi isu pemanasan global adalah isu masa mendatang yang perlu dipirkiran. Tetapi melihat kenyataan bencana yang terjadi bertubi-tubi, memaksa masyarakat seluruh dunia harus mengakui pemanasan global yang menimbulkan pemanasan iklim adalah kenyataan yang dihadapi saat ini.

“Saya melihat kegiatan jurnalisme yang dilaksanakan ini sangat bermanfaat sekali. Apalagi yang pembicaranya itu dari luar negeri, dimana pendidikannya dan pengalamannya dari luar negeri tentang pelestarian lingkungan sangat luar biasa,” kata dia.
Sebagai masyarakat Kabupaten Pontianak, ia mengaku sangat tertarik sekali dan sangat baik untuk pelajar atau pun mahasiswa untuk mengikuti jejaknya. ”Kita juga harus banyak belajar dari luar negeri baik itu lingkungan hidupnya maupun mekanisme pendidikan yang diterapkan di luar negeri seperti di Amerika, Peru maupun Jerman,” kata legislator Partai Golkar ini.

Pengalaman Yanti Mirdayanti, juga bisa menjadi buah pikiran Pemerintahan Kabupaten Pontianak yang dapat dimplementasikan untuk Kabupaten Pontianak. Contohnya masalah lingkungan yang menyangkut pemanasan global di mana masyarakat Jerman memiliki kesadaran dan kedisiplinan yang sangat tinggi sekali untuk menjaga lingkungannya sedangkan di Kabupaten Pontianak masalah sampah saja masih tidak teratasi sampah masih menumpuk di mana-mana. Kemudian tidak ada pengarahan dari pemerintah untuk pembuangan sampah seperti di negara Jerman berupa pemisahan jenis sampah dan disediakan beberapa tempat sampah dengan jenis yang berbeda-beda.

Di mana sampah plastik kantongnya beda dengan sampah botol maupun kertas yang berupa kardus. Sehingga memudahkan mobil sampah melakukan penjemputan sampah, tanpa berserakan di jalan-jalan dan kedua mencegah dari pembakaran jadi di negara Jerman tidak ada pembakaran sampah karena permasalah sampah ini sudah dikoordinir dengan baik oleh pemerintah Jerman dan diarahkan dengan tegas sehingga masyarakat Jerman sudah terbiasa melakukannya.

“Saya sangat tertarik pembahasannya yang disampaikan Yanti Mirdayanti, sehingga banyak yang saya tulis untuk dijadikan sebuah pemikiran. Jika saya melakukan perjalanan di Amerika atau pun Jerman demi mencari pengalaman seperti beliau dan melakukan perbandingan berapa biaya yang harus saya keluarkan tetapi dengan mendengarkan ceramahnya, pemikiran-pemikirannya dapat kita implementasikan untuk Kabupaten Pontianak,” kata politisi Partai Golkar yang didukung pendukungnya maju sebagai Bupati Kabupaten Pontianak.
Karena sampai saat ini, ia melihat Pemkab belum dan sangat kurang perhatiannya terhadap pengalokasian pembuangan sampah contohnya di Sungai Raya sampahnya berserakan bahkan dapat mengganggu aktivitas lalu lintas tidak ada spesifik khusus untuk mengalokasikan sampah dengan baik sehingga sampah itu sendiri bisa bermanfaat,” ucapnya.□

1 comments:

Anonim mengatakan...

yang bikin rusak lingkungan seluruh Indonesia kan orang Golkar juga. Golkar jangan jadi maling teriak maling dong. Apa nggal malu dengan Gus Dur?