Senin, 04 Februari 2008

MTQ Memacu dan Memicu Belajar Baca Tulis Al-Quran

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah




MTQ
Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM, bersama Ketua DPRD, H. Rahmad Satria, SH, MH, bersama-sama menekan tombol sirene bertanda dimulainya MTQ ke 25 tingkat Kecamatan Mempawah Timur di Desa Bakau Kecil Laut. Foto: Johan Wahyudi/Borneo Tribune




Guna mencari qari dan qariah terbaik untuk mewakili Kecamatan Mempawah Timur di Musabaqah Tiwawatul Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten Pontianak., Jumat malam, (1/2), digelar MTQ ke 25 tingkat kecamatan. Perhelatan yang dipusatkan di halaman Mts Muhammadiyah, Desa Sungai Bakau Kecil Laut, tersebut dibuka Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM, bersama Ketua DPRD, H. Rahmad Satria, SH MH
dengan menekan timbol sirene.

MTQ tersebut diikuti delapan desa dan kelurahan. Terdiri dari Desa Parit Banjar, Desa Bakau Kecil, Desa Pasir Panjang, Desa Sejegi, Desa Pasir Panjang, Desa Antibar, Desa Pasir Palembang, Desa Pedalaman da Desa Wan Salim dengan jumlah peserta 112 orang.

Dalam pembukaan yang dihadiri beberapa kepala dinas instansi, tokoh masyarakat dan agama tersebut, Agus Salim, dalam sambutannya mengatakan, melalui MTQ diharapkan mampu memacu dan memicu seluruh masyarakat Kabupaten Pontianak untuk mempelajari baca tulis Al-Quran dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan, apalagi angka anak-anak dan masyarakat buta baca tulis Al-Quran terus meningkat

“Berdasarkan data Departemen Agama untuk Kalimantan Barat , tingkat anak-anak dan masyarakat yang buta membaca Al-Qur’an semakin tahun semakin bertambah dan mudah-mudahan ini tidak terjadi di Kabupaten Pontianak,” katanya.

Maka MTQ ini, merupakan salah satu untuk menggalakkan dan memotivasi masyarakat untuk belajar membaca Al-Qur’an dan dapat mempelajari tafsirnya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian MTQ yang dilaksanakan mempunyai manfaat sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sebagai masyarakat Kabupaten Pontianak khususnya masyarakat Kecamatan Mempawah Timur patut untuk memacu dan mendukung kegiatan ini.

“Selaku Bupati Pontianak, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kebersamaan serta persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat kecamatan Mempawah Timur dan bergandengan tangan menciptakan kebersamaan sehingga dapat melaksanakan kegiatan MTQ pada malam ini yang merupakan MTQ terakhir tingkat kecamatan. Dan rangka menghadapi MTQ tingkat kabupaten di Kecamatan Kakap, saya berharap kepada pelaksana dan peserta MTQ agar melaksanakan dengan sebaik-baiknya, baik dari segi membaca maupun yang lainnya agar supaya perlombaan ini betul-betul menghasilkan kualitas yang tinggi dan mampu untuk berlaga di Kecamatan Kakap nanti,” katanya.

Dan dia juga berharap kepada dewan hakim, dalam rangka penilaian para peserta betul-betul memperhatikan kemampuan dan kualitas seluruh peserta MTQ dan memberikan penilaian yang objektif agar terpilih qari dan qariah terbaik yang nantinya akan mewakili Kabupaten Pontianak berlaga di MTQ tingkat propinsi di Kota Singkawang.

“Pertandingan ini merupakan salah satu ajang, selain mencari bibit-bibit terbaik, tentunya peserta perlu dilatih kembali untuk dipersiapkan di tingkat kabupaten, demikian juga di tingkat kabupaten nanti, apabila kita telah memperoleh nilai-nilai terbaik untuk anak-anak kita untuk dididik, dilatih untuk dapat pernilaian di tingkat propinsi. dan saya selaku Bupati Pontianak benar-benar berharap untuk tingkat propinsi yang akan datang Kabupaten Pontianak tetap punya nama dan meraih juara umum pada tingkat propinsi yang akan datang,” katanya.

Sedangkan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, dikonfirmasi mengenai MTQ tingkat kecamatan se-Kabupaten Pontianak, menyayangkan karena MTQ tingkat kecamatan belum masuk dalam APBD sehingga beban biaya ditanggung para panitia pelaksana, maka kedepannya dia berencana untuk MTQ tingkat kecamatan agar dianggarkan di APBD.

“MTQ tingkat kabupaten telah dianggarkan di APBD, tetapi di tingkat kecamatan belum ada anggaran, seharusnya untuk kegiatan MTQ tingkat kecamatan itu dananya dimuat dalam anggaran APBD, minimal satu kecamatan 10 juta. Dan untuk anggaran kedepannya saya akan upayakan MTQ di tingkat kecamatan dapat masuk dalam anggaran. Sehingga penyelenggara tidak merasa terbebani untuk melaksanakan acara, dengan demikian syiar Islam bisa ditingkatkan dengan memberikan motivasi kepada anak-anak berupa hadiah yang cukup besar sehingga mereka lebih rajin lagi belajar tentang agama terutama baca tulis Al-Quran,” katanya.■



2 comments:

Anonim mengatakan...

inilah hebatnya Golkar, untuk korupsipun tak ngapa jual agama demi dapat sumbangan sana sini.ujung-ujungnya partai dapat, pengurus dapat apalagi Rahmad satria, dia yang paling gede dong...dapatnya

Anonim mengatakan...

Alah, MTQ segala itu kuno. orang Islam paling suka ribut, anarkis, lihatlah mesjid Achmadiyah dirusak. Begonya. Bagus bubarkan segala FPI, FUI,HMI,MUI dsb. negara tak bisa maju kalau ribut terus. Malulah negara lain udah ke bulan, Islam masih ribut nabi, kartun nabi dsb. Sampai kapan ? Golkar kok diam nggak macam NU yang tak berpihak ?