Jumat, 21 Desember 2007

Hakikat Kurban Tingkatkan Iman dan Takwa

SERAHKAN KURBAN
Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH MH menyerahkan seekor sapi kurban secara simbolis kepada pengurus Masjid Agung Al-Falah Mempawah. FOTO: Johan Wahyudi/Borneo Tribune
.


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Lantunan takbir berkumandang di Masjid Agung Al-Falah Mempawah menyambut Hari Raya Idul Adha 1428 H, Rabu (20/12), kemarin. Di pagi yang cerah tersebut berbondong-bondong umat Muslim dan Muslimat mendatangi masjid agung tersebut. Ada yang berjalan kaki, menggunakan kendaraan roda dua bahkan roda empat yang terlihat terparkir di halaman masjid yang luas tersebut. Di samping masjid di halaman berumput terlihat berapa ekor sapi dan kambing terikat di batang pohon kelapa yang siap untuk dikurbankan.

Sekitar pukul 07.15, ruang masjid yang besar tersebut telah terisi ribuan warga yang siap melaksanakan Salat Idul Adha. Salat dua rakat tersebut dimulai, dengan imam, Dedi Apriadi dan sebelum salat dimulai tata cara salat Idul Adha, selesai salat khotbah dimulai dan yang menjadi khatib, H. Rahmad Satria, SH, MH.
Dalam khotbahnya, Rahmad Satria, menceritakan kisah Nabi Ibrahim A.S, yang melaksanakan perintah menyedihkan, mengerikan dan luar biasa dengan tulus ikhlas menyembelih anaknya Nabi Ismail. Nabi Ismail dengan tangan terikat, mata tertutup, badan terbaring siap menyerahkan dirinya untuk disembelih sebagai kurban kepada Allah SWT.

Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana dengan keteguhan iman yang suci murni yang bersemi di dada Ismail, mematuhi kehendak ayahnya untuk menghampirkan diri kepada Allah. Namun Allah menyelamatkan Ismail dari ancaman maut dengan menggantikan seekor kambing sembelihan. Sehingga penyembelihan kurban menjadi syariat Islam yang abadi sampai akhir zaman. Untuk itu riwayat Nabi Ibrahim bukan hanya didengar tetapi mengandung banyak makna yang perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan demikian kerelaan berkorban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim hendaknya kita terapkan pada semua aspek kehidupan. Maka hendaknya kita bernai mengorbankan kepentingan pribadi, keluarga, suku, golongan dan organisasi untuk kepentingan agama, masyarakat umum dan negara,” katanya.

Dan dalam khotbahnya, dia juga berpesan agar masyarakat untuk mengakhiri praktik-praktik hidup yang tidak sesuai dengan agama Allah, misalnya sifat egoisme, gila kedudukan, korupsi dan lain sebagainya.

“Untuk itu marilah kita tingkatkan amal-amal kebajikan, kerelaan berkorban untuk kepentingan masyarakat luas sebagai bukti semakin meningkatnya iman dan takwa kepada Allah SWT. Dengan demikian kita juga telah menunjang usaha-usaha pemerintahan yang berusaha menciptakan suatu masyarakat bangsa yang hidup sejahtera, damai dan penuh kebahagiaan,” katanya.

Selain itu, dia juga menjelaskan pelajaran-pelajaran penting yang didapati dalam melaksanakan ibadah haji yaitu pentingnya ukhuwah Islamiyah, pentingnya hidup bermasyarakat, menumbuhkan rasa persaudaraan uang penuh kasih sayang dan hormat menghormati, menghilangkan rasa rendah diri, sebab pada hakikatnya semua manusia sama di mata Allah kecuali mereka yang lebih bertakwa karena mereka yang dianggap paling mulia di sisi Allah, selain itu menanamkan kesadaran untuk rela berkorban.

“Pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam ibadah haji, kesemuanya sangat diharapkan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Selesai penyampaian khotbah tersebut, satu per satu muslimin dan muslimat meninggalkan Masjid Agung Al-Falah dengan saling berjabatan tangan. Dan secara simbolis Ketua DPRD Kabupaten Pontianak tersebut menyerahkan seekor sapi kurban kepada pengurus Masjid Agung Al-Falah.

Dan jumlah kurabn yang diterima sebanyak 14 ekor sapi dan 19 ekor kambing dengan perincinan, 9 ekor sapi dan 15 ekor kambing dari Pemerintah Kabupaten Pontianak dan sisanya dari para dermawan.

Di lain tempat Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, melaksanakan Salat Idul Adha dan menjadi khatib di Masjid Al Hidayatullah Sungai Limau, Kecamatan Sungai Kunyit. Selain itu bupati menyerahkan seekor sapi kurban bagi warga setempat.□

4 comments:

Anonim mengatakan...

Ngomong agama pakai songkok segala......bagus buang aja daripada main sandiwara.Padahal tukang peras uang rakyat. Siapa lagi kalau bukan Rahmad Satria dan Zulkarnaen Siregar dan Zulfadhli

Anonim mengatakan...

Dalam pilkada, pilwako, serta pemilu, Golkar jangan dipilih. Golkar kan biang korupsi di RI ini,seperti Michael Yan Sriwidodo dan Zulfadli, hasil korupsi mereka jadikan modal bikin koran Borneo Tribune. buat malu jak

Anonim mengatakan...

kami dengar Zulkarnaen Siregar mau peras duit Sutarmidji, ngak dikasih dia bongkar kasus pasar Dahlia. Pantas Zulkarnanen punya rumah bagus dan banyak bini. Rupanya hasil meras pejabat.Didikan Golkar emang kayak gitu

Anonim mengatakan...

Golkat bubarkan FUI dong. FUI kan bukan ada amanfaatnya, malah memalukan Muslim dan negara RI aja. Masa nyerang orang di depan umum. Sejak kapan ada ajaran nabi Mohammad yang ditiru FUI. Bikin malu saja. Jangan jadikan Isla, sebagai topeng untuk menganiaya sesama